Terobsesi atau Berharap?
Terobsesi atau Berharap?
sama aja sih maknanya. Aku
udah ada target buat mencapai
"Big dream". tapi, orang-orang
disekitar kita kadang meremehkan
impian kita. ada yang bilang
"eh, jangan terlalu tinggi deh mimpi,
ntar kalo jatuh sakit", "ha?
emang yakin akan tercapai tu?"
, "hmm, jangan tinggi2 mimpinya,
jangan terlalu berharap, terobsesi,
nanti kalau gak kesampaian gila loh".
bervariasi sekali tanggapan
mereka tentang mimpi kita. dan,
yang tadinya semangat kita
membara kayak logam yang dipanasi dengan batu bara menjadi
ciuuuuuuut banget, pesimis, nyerah gitu aja. Hey, kawan itu hanya
omongan mereka! coba deh fikir, kalo orang yang sukses,
seperti Merry Riana yang sukses diumurnya 26 tahun,
atau albert einstein, galileo galilei, dan lain sebagainya.
kalo mereka gak punya target, kalo mereka gak terobsesi
ya mungkin saat ini mereka gak akan sukses, kalo mereka pesimis,
nyerah gitu aja, saat ini kita gak akan kenal nama mereka. tapi,
tentu untuk mewujudkannya butuh banget pengorbanan yang
sangat besar. sekali lagi butuh pengorbanan yang sangat besar! andai kata, kalo mau sesuatu itu harus dibayar dulu,
nanti kita bakal dapat hasilnya. memang, dari buku
"Mimpi Sejuta Dollar" yang saya baca kalau diakhir-akhir
menuju kesuksesan itu, betapa sangat luar biasanya cobaan,
bahkan kegagalan yang sangaaaaaat pahit yang kita dapat.
dream, believe, make it happen! ingat, kita gak bakal gila
kalau gak kesampaian, karena kita punya Allah swt.
kalau pun kita jatuh, rasanya juga gak sakit-sakit amat. :)
aku terkesan sama tulisan temanku di jejaring sosial
yang katanya begini :
"Seringkali apa "kata orang" membuat kita batal bertindak
lantaran pesimis duluan. "Kata orang" membuat kita mengubur
impian dalam-dalam lantara tidak percaya diri. "Kata orang"
membuat mental kita ciut lantaran ketakutan. Kita menjadi lupa bahwa...
sama aja sih maknanya. Aku
udah ada target buat mencapai
"Big dream". tapi, orang-orang
disekitar kita kadang meremehkan
impian kita. ada yang bilang
"eh, jangan terlalu tinggi deh mimpi,
ntar kalo jatuh sakit", "ha?
emang yakin akan tercapai tu?"
, "hmm, jangan tinggi2 mimpinya,
jangan terlalu berharap, terobsesi,
nanti kalau gak kesampaian gila loh".
bervariasi sekali tanggapan
mereka tentang mimpi kita. dan,
yang tadinya semangat kita
membara kayak logam yang dipanasi dengan batu bara menjadi
ciuuuuuuut banget, pesimis, nyerah gitu aja. Hey, kawan itu hanya
omongan mereka! coba deh fikir, kalo orang yang sukses,
seperti Merry Riana yang sukses diumurnya 26 tahun,
atau albert einstein, galileo galilei, dan lain sebagainya.
kalo mereka gak punya target, kalo mereka gak terobsesi
ya mungkin saat ini mereka gak akan sukses, kalo mereka pesimis,
nyerah gitu aja, saat ini kita gak akan kenal nama mereka. tapi,
tentu untuk mewujudkannya butuh banget pengorbanan yang
sangat besar. sekali lagi butuh pengorbanan yang sangat besar! andai kata, kalo mau sesuatu itu harus dibayar dulu,
nanti kita bakal dapat hasilnya. memang, dari buku
"Mimpi Sejuta Dollar" yang saya baca kalau diakhir-akhir
menuju kesuksesan itu, betapa sangat luar biasanya cobaan,
bahkan kegagalan yang sangaaaaaat pahit yang kita dapat.
dream, believe, make it happen! ingat, kita gak bakal gila
kalau gak kesampaian, karena kita punya Allah swt.
kalau pun kita jatuh, rasanya juga gak sakit-sakit amat. :)
aku terkesan sama tulisan temanku di jejaring sosial
yang katanya begini :
"Seringkali apa "kata orang" membuat kita batal bertindak
lantaran pesimis duluan. "Kata orang" membuat kita mengubur
impian dalam-dalam lantara tidak percaya diri. "Kata orang"
membuat mental kita ciut lantaran ketakutan. Kita menjadi lupa bahwa...
"Orang lain boleh gagal, tapi saya BELUM TENTU gagal.
Karena BUKAN orang lain yang BERHAK menentukan
'putih hitam' nya nasib saya. HANYA TUHAN dan
SAYA sendirilah yang BERHAK menentukan nasib saya."
KEEP MOVING FORWARD!
source : http://fellaafri.blogspot.com/2013/01/terobsesi-atau-berharap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar